21 Januari 2008

BELAJAR

Kalimat yang sering terdengan pada masa dibangku sekolah/kuliah yaitu belajar. Namun belajar sebenarnya tidak hanya dibangku sekolah/kuliah semata dimana pembelajaran dari teori-teori baru namun juga pengalaman masa lalu.

Cerita dari seorang teman yang telah menyelesesaikan kuliahnya pada program master, dia bilang kalau dia kapok untuk belajar lagi setelah lulus dari program master tersebut. Kalimat yang seperti ini sangat prihatin karena fungsi dari belajar belum bisa terserap oleh kalangan selevel master sekalipun.

Dalam era yang terus berubah secara dinamis ini, semestinya sudah waktunya mengikutinya secara dinamis pula dan mengimbanginya bila tidak mau disebut sebagai orang yang ketinggalan “kereta”. Bagaimana kalau tidak disebut ketinggalan “kereta” bila era yang terus maju kedepan sedangkan orang tersebut masih berkutat dengan teori yang usang atau dengan pengalaman yang sama dengan masa lalu.

Kembali ke topik belajar, sebenarnya banyak hikmah yang didapat dari belajar. Disini saya coba analisis beberapa hikmah yang didapatkan dari belajar.


Survival
Ibarat seekor harimau yang hidup dibelantara hutan. Dia harus mencari hewan/daging lain sebagai makanannya. Tentunya harimau tersebut harus mempunyai cara yang ampuh untuk menundukkan hewan yang akan dijadikan mangsanya. Harimau harus mendapatkan makanan agar dia tetap bertahan hidup meski dengan resiko besar. Dengan belajar terus maka manusia juga dapat bertahan kerasnya hidup seperti menangkap peluang yang ada saat ini maupun yang akan datang. Dengan terus mengikut kemajuan jaman secara dinamis maka akan banyak hal yang diselesaikan secara bijaksana.


Menjadi tua
Saya pernah membaca kalimat dari sebuah buku yang berbunyai bila seseorang berhenti belajar maka dia sudah tua meski umurnya belasan tahun dan orang yang terus belajar maka dia akan selalu muda meski umurnya sudah setengah abad. Bila kita berhenti belajar maka kita berhenti melangkah untuk mengerti hal-hal baru.

One step behind
Bila orang tersebut berhenti dari belajar maka orang tersebut sudah dibelakang layar dimana dia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi (didepan layar). Ketidak tahuan ini karena tidak mau belajar. Hal ini adalah bila tidak belajar maka pikiran yang kita punya akan menanam pengetahuan baru sehingga lebih segar. Ibarat kebun yang ada penambahan bibit baru maka ia perlu disirami lalu tumbuh dan berbunga juga akan tercium bau wangi dari kelopak bunga tersebut.

Approach
Different case different approach to problem solving. Saya pernah mendapatkan pengalaman bagaimana hal itu terjadi, adanya case namun menangani dengan cara klasik seperti pengekangan untuk berkembang dan belajar yang dapat mengakibatkan pemberontakan dan ketidak hamonisan relation bahkan sampai ada yang sampai ‘meninggalkan’ sebagai wujud ketidak serasian tersebut. Dengan belajar dan pengetahuan baru maka akan adanya pendekatan yang baru untuk menyelesaikan segala sesuatu. Hal ini penting karena waktu terus berjalan dan kalau ada yang berhenti berarti sudah pasti ketinggalan.


Seperti pengalaman saya membaca sebuah buku bahwa keberhasilan seseorang ditentukan oleh IQ yang tinggi. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar yang kemudian terbit buku baru tentang keberhasilan seseorang tidak cenderung ditentukan oleh IQ tapi oleh EQ. Bila dengan IQ orang tersebut harus dibertindak sendiri dan dengan teori EQ orang tersebut berhasil bagiamana bertindak dari pihak/orang lain atau sumber daya yang ada baik both of human and technology.

Note: teruslah belajar dan meluangkan waktu untuk belajar atau membaca setiap hari.

Tidak ada komentar: