Kali ini hari peringatan Isra dan Miraj 1436 atau pada hari
sabtu, 16 Mei 2015 diadakan di Masjid al-ikhlas perumahan Griya Srimulya.
Masjidnya di deket rumah sendiri sih. Dibawahan oleh ustad Ali.
Riwayat ustad ini pernah belajar di Universitas di Kairo selama
7 tahun dan balik lagi ke tanah kelahiran yaitu Palembang. Pernah menjadi ustad
di tanah Papua selama beberapa bulan di Masjid dilingkungan PT. Freeport
Indonesia. Disana ada Masjid paling ujung dari pemukiman warga, pas kebetulan
nama masjidnya sama yaitu masjid Al-Ikhlas.
Setelah menyinggung tentang latar belakang ustad sekarang
saatnya mulai ceramah tentang isi dari peringatan Isra dan Miraj ini. Isra ini
adalah perjalan malam hari yang dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Sedangkan Miraj adalah perjalanan malam hari dari masjidil Aqsa ke Sidrotul
Mutaha (setelah melewati 7 langit).
Secara logika/akal sehat bagaimana mungkin perjalanan yang
begitu jauh dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dengan mengendarai Buroq bisa dilakukan
dalam beberapa saat. Kejadian ini tertuang dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat
1-18. Dalam kalimat pertama di artikan: Maha Suci Allah…. Kajian dari kalimat
tersebut adalah perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammat S.A.W adalah murni
kehendakNya tidak malalui perantara Malaikat-malaikatnya. Terkadang hal ini
tidak bisa diterima oleh akal pikiran tapi bisa diterima dengan Iman atau
dengan hati yang bersih.
Lalu berapa kecepatan Buroq tersebut? Diriwatyatkan oleh
Bukhori dan Muslim bahwa kecepatan Buroq itu adalah kecepatan Cahaya. Silahkan dicari
didata statistic berapa kecepatan cahaya. Setelah dari Masjidil Aqsa maka
diangkat ke Sidrotul Mutaha dengan melawati langit pertama hingga langit ke
tujuh. Perjalan ini tidak nyata tidak hanya ruh tapi jasad Nabi Muhammad S.A.W
juga ikut. Selama perjalanan tersebut didampingi
oleh Malaikat Jibril tapi setelah langit ketujuh Malaikat Jibrilpun tidak bisa
masuk. Hanya Nabi Muhammad S.A.W saja yang bisa masuk. Disana Nabi Muhammad
S.A.W menerima perintah langsung dari Allah untuk mendirikan sholat.
Bila kita melakukan amal kebajikan seperti menyantuni anak
yatim piatu, berbuat baik kepada suami/istri,anak, orang tua dan orang lain
maka itu dengan berkenaan dengan sesama manusia. Bila Sholat itu langsung
berhadapan dengan Allah. Allah pemilik yang ada dilangit dan apa yang di bumi. Dengan
mendirikan sholat, manusia akan mengetahui siapa sang penciptanya. Dengan sholat
yang tenang bisa menjadi khusu dan dengan sholat bisa mencegah dari perbuatan
yang keji dan mungkar. Tidak ada tuhan selain Allah.
Demikian ceramah dari Ustad Ali, semoga iman kita bisa
bertambah tebal. Amin