1 September 2017 dijadikan hari libur nasional sebagai hari
raya Idul Adha atau disebut juga hari raya Qurban. Hari raya Qurban bertepatan
dengan 10 Dulhijjah dimana umat Islam yang melaksanan haji sedang berkumpul di
Arafah. Setelah satu hari di Arafah, sorenya berjalan menuju ke Musdalifah. Hadir di Arafah
adalah salah satu rukun Haji.
Dis seluruh belahan dunia, 10 Dulhijjah sebagai hari raya Idul Adha dimana disyariatkan bagi kaum muslimin
yang mempunyai kemampuan harta untuk berqurban berupa hewan ternak. Hewan
qurban tersebut bisa berupa kambing, sapi, kerbau atau unta.
Peringatan hari raya Qurban ini tidak terlepas dari kisah
kehidupan dan keimanan nabi Alloh Ibrahim AS. Beliau hidup lama dengan istrinya
namun belum dikaruniai anak. Beliupun berdoa: Robbi Habli Minassholihin. Istri
beliau yang sudah tua secara akal sehat tidak bisa hamil lagi. Namun ketika
Alloh SWT berkehendak, tanpa berkompromi dengan manusia, tanpa minta pertimbangan
dengan Malaikat. Allah SWT hanya bilang: Kun Fayakun maka terjadilah.
Setelah nabi Alloh Ibrahim As melihat istrinya sudah ada
tanda-tanda hamil maka beliau pun berdoa: Robbana Hablana Min Aswadina
Waduriatina Qorrotaayun Wa'jangalna Lilmutangima Imama. Setelah kelahiran anak laki-laki nabi Alloh
menyambut dengan gembira, memberinya nama yang baik yaitu Ismail. Setelah
besar, nabi Alloh mendapatkan perintah untuk menyembelih nabi Ismail. Mendapatkan perintah tersebut, nabi Ismail menerimanya
dengan penuh keimanan dan dengan izin Allah digantinya Nabi Ismail dengan seekor
kambing.
Demikianlah ujian para nabi Alloh yang luar biasa dalam
mempertahankan iman. Keimanan nabi Alloh IbrahimAs sudah tidak diragukan lagi,
namun Alloh tetap mengujinya dengan meminta apa yang dicintainya meskipun itu nyawa. Kelahiran anak yang bertahun-tahun dimohon lalu dikabulkan,
setelah lahir dan dibesarkan diminta Alloh kembali.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Sudahkan kita
berkorban untuk Alloh? Seberapa besar kita berkorban untuk Alloh?
Bagi perokok, membeli sebungkus rokok seharga rp
15.000/bungkus setiap harinya sudah biasa. Namun untuk membeli kambing sampai
lima tahun juga belum bisa. Sudahkah berkorban harta untu Alloh? Atau kita
sering pegang hanphone. Setiap hari selalu ada waktu untuk nelpon, sms, what’s
up, up date status atau sekedar browsing. Waktu untuk pegang handphone tersebut bisa berjam-jam.
Sudahkan berkurban waktu lima menit untuk membaca Ayat-Ayat Alloh yaitu membaca dan mempelajari Al-Quran setiap harinya?
Selain waktu ketika pulsa habis tidak perlu nunggu lama untuk membelikan pulsa.
Sekali isi paling kecil rp. 20.000 bahkan mungkin bisa sekali isi 50.000.
Namun, sebandingkan waktu mengisi pulsa dengan berkorban/membelanjakan harta rp. 20.000 ke jalan Alloh? Bila tidak sempat membaca Al-Quran setiap harinya, sudahkan
kita membaca surat Al-Ikhlas 20 kali
setiap harinya? Itu semua pengorbanan masih berupa waktu dan harta, belum
nyawa.
Semoga hari raya Idul Adha kali ini memberikan pencerahan
bagi kita semua, menyempatkan untuk berkorban waktu dan harta ke jalan Alloh
SWT. Aamiin.
Dikutip dari ceramah KH. Syafe’i Yunus di masjid Al-Ikhlas,
perumahan Griya Srimulya, Sematang Borang, Palembang. 1 September 2017