Tulisanku ini mewakili apa yang aku rasa saat ini. Sebagai
saluran distribusi emosi maka aku menulis dalam blog pribadi ini. Akhir 2009
lalu aku bersama istri sempat pergi ke Bali untuk liburan. Banyak kegiatan yang
sudah kita lakukan, seperti berenang, main air dan pasir pantai, snorkling,
diving, main musik, berbelanja dan lain sebagainya. Hal ini sangat aku inginkan
bisa terulang lagi.
Awal minggu ini aku beranikan diri untuk cuti akhir tahun
2012 agar bisa ketemu dengan anggota keluarga lainnya disana sekaligu untuk
berlibur menghabiskan tahun baru. Mengingat bila karyawan minta liburan pasti
susahnya minta ampun dengan alasan bila ditinggal maka kegiatan kantor akan
terganggu. Untuk itu aku coba untuk membuat perjalan cuti secara keluarga
dengan biaya sehemat mungkin. Namun aku sangat
terkejut, shock ketika permohonan cuti aku di tolak karena alasan ada yang
merayakan Natalan, akhir tahun, akhir bulan dan mau tutup buku. Padahal setiap
tahun alasan tersebut akan sama dan terus berulang. Bukankan itu bagian dari
manajement perusahaan?
Disetiap perusahaan tentunya mempunyai buku peraturan
tentang waktu cuti yang bisa diambil dalam satu bulan, satu semester, atau
sekaligus satu tahun. Sangat disayangkan ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya
masa cuti kita bisa diambil sesuai dengan yang tertulis di buku walaupun buku
peraturan tersebut sudah disahkan oleh menteri tenaga kerja. Sangat sulit untuk
berlibur padahal hanya meminta hak sebagai karyawan yang sudah disetujui dari
pucuk pimpinan lewat buku peraturan.
Sebagai karyawan yang membutuhkan perusahaan, tentu harus
taat dan patuh terhadap peraturan yang ada termasuk bila permohonan cuti tidak
disetujui. Alih-alih mencari icentive lebih dan mengharapkan perusahaan lebih
growth sehingga bisa mendapatkan bonus akhir tahun. Mungkin lebih enak bila
mengajukan cuti itu perempuan yang sedang melahirkan, sudah pasti 3 bulan cutinya....
Begitualah Tuhan memberikan hal
yang lebih dibanding dengan laki-laki. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar