07 September 2012

KEPADA KEDUA ORANG TUAKU



Sudah empat tahun ini anakmu tidak pulang, terutama ketika lebaran adalah moment terpenting untuk bisa sungkem dan memohon maaf secara tatap muka. Kadang dalam hati kecilku bilang, apakah aku ini termasuk anak yang tidak berbakti kepada kedua orang tua? 

Disini aku sedang bekerja untuk mencari nafkah bagi istri dan anak. Mungkin tidak banyak menabung dan belum cukup untuk bisa nengok kedua orang tuaku. Dilain sisi, aku sangat sulit untuk bisa mengambil cuti langsung seminggu dari tempat kerja. Setiap lebaran, aku hanya bisa bersilaturomi via telephone dan tidak bisa bertatap muka secara langsung. 

Namun demikian, banyak hal yang bisa aku syukuri. Salah satunya adalah kedua orang tuaku dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta masih bisa bekerja untuk mencari kebahagiaan serta ‘ngemong’ cucu-cucunya.  Dalam tulisan ini, aku harap bisa menjadi bagian dari apa yang aku rasa dan mendoa’akan agar Allah menyayangi kedua orang tuaku seperti mereka menyanyangiku ketika aku kecil.  Ketika aku  kecil orang tuaku tidak pernah menyerah mengajariku untuk berdiri, berjalan, berbicara serta berjuang untuk anaknya. Ibu, sangat jelas didepan mata bagaimana engkau mengajari aku untuk bangun pagi-pagi hari, bekerja keras di sawah, pantang menyerah, orang yang ulet,  rela bekerja hingga keluar desa, bahkan mencari kayu bakar di hutan untuk bisa menyisipkan uang untuk bisa membayar ssp. Engkau juga mengajariku bagaimana aku berbicara sopan, persuasife, tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan  masalah.  

Bapak dan Ibu, maafkan putramu ini. Saat ini belum bisa pulang kampung dan dengan ini putramu, menantu, cucu serta keluarga dari Palembang memohon maaf atas segala salah, khilaf, kelalaian dan kepada Allah kami memohon ampun.


                                                                                                                                                          

Tidak ada komentar: