29 April 2013

K O M U N I K A S I



Kegiatan menulis ini sedikit terlupa dalam beberapa bulan ini. Dengan tidak adanya koneksi internet dirumah sedikit banyak ikut menyumbang rasa malas untuk menulis padahal menulis adalah salah satu distribusi emosi. Dengan menulis apa yang ingin kita ungkapkan bisa terpenuhi sehingga apa yang dipendam bisa tersalurkan tanpa harus mengetahui siapa yang kita ajak untuk membaca. Dengan sering menulis ternyata bisa memperbaiki bagaimana kita bisa membuat kalimat yang bagus dan merangkainya menjadi satu paragraf hingga menjadi suatu tulisan yang enak dibaca. 

Dengan menulis inilah bisa belajar untuk memperbaiki terus bagaimana komunikasi yang efektif. Ada teman yang pernah bicara ‘if you good reader, you will be good writter’. Sepertinya kalimat tersebut sangat pas bagi pembaca dan bagi penulis. Bagaimana kita bisa menulis bila kita jarang membaca. Dengan semakin sering kita membaca maka semakin bagus kita menulis.

Ada cerita teman yang mungkin bisa jadikan pelajaran kita semua. Kawan saya ini bekerja dibidang marketing terutama dalam hal mencari pelanggan baru, menjual product serta menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan. Dalam hal penjualan hingga menjaga hubungan baik, saya sudah tidak meragukan lagi karena sudah terbukti dalam angka maupun dalam waktu selalu teruji. Hal ini menjadi perhatian serius bagi saya dari bagaimana memperkanalkan diri, mendekatkan dengan pelanggan hingga bisa menaikkan angka penjualan. 

Kawan ini sangat rajin di lapangan, menggali informasi dari pelanggan dan mencari celah agar product yang jualnya bisa masuk. Setelah masuk mempertahankan dan bahkan angkanya bisa di naikkan. Ilmu-ilmu yang didapat dari bangku kuliah diterapkannya dalam keseharian seperti streng weakness, oppourtunity and treat ada sering disingkat SWOT. Penting kita mengetahui, memahami teori pemasaran namun lebih penting dalam aplikasi dunia pekerjaan. 

Kembali ke kawan tadi, seiring dengan jalannya waktu adalah promosi ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam kesempatan tersebut dibuat seperti layaknya penerimaan karyawan baru dimana diberikan kesempatan untuk memberikan sekilas latar belakang dan wawancara. Seperti layaknya penerimaan karyawan baru, dalam wawancara tersebut kawan memberikan jawaban-jawaban yang pernah dikuasai dilapangan dengan nada low profile karena bila memperbesar pengalaman bisa terkesan sombong.

Dalam kesempatan wawancara tersebut kawan ini tidak bisa meyakinkan atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikannya. Ketidak yakinan pewawancara bukanlah pengalaman yang dikuasai dilapangan tapi gagal dalam mentransformasikan pengalaman yang dikuasainya kedalam kalimat-kalimat yang lebih bagus, menarik, serta berurutan (pengamatan masalah, pemecahan, tindakan hingga evaluasi hasil). 

Meyakinkan pewawancara saya ibaratkan seperti meyakinkan pembaca. Yang diwawancarai seperti penulis. Penulis memberikan ulasan suatu masalah lalu memberikan teori-teori yang relefan, meyakinkan pembaca dengan memberikan wacana/solusi /jalan keluar terbaik dari masalah yang ada dengan keyakinan tinggi akan kesuksesan dari solusi tersebut.

Memang tidak gampang menuangkan pengalaman dalam tulisan atau dalam kalimat namun hal tersebut bisa kuasai dengan semakin sering latihan. Jadi, yuk kita latihan......





26 April 2013

Tiga bulan

Sejak awal tahun ini, tidak up date blog ini. Sejak awal tahun ini tidak ada koneksi internet di rumah sehingga apa yang ingin ditulis jadi terkendala. Kadang pengen banget nulis lagi seperti beberapa waktu lagi dari hal kecil hingga ada cerita yang ingin di bagi bagi pembaca.

any way, dalam beberapa hari kedepan mudah-mudahan bisa nulis lagi sehingga emosi bisa terdistribusikan...